Fenomena “carguments” – atau pertengkaran yang terjadi saat berkendara – kembali menjadi sorotan setelah survei nasional yang dilakukan terhadap 1000 pengemudi menunjukkan kecenderungan menarik: kelompok usia 35 hingga 44 tahun, yang dikenal sebagai older Millennials, tercatat sebagai generasi paling mudah terlibat perdebatan saat berada di dalam kendaraan.
Tren ini bukan sekadar gambaran emosional semata, tetapi berkaitan erat dengan fase kehidupan, beban tanggung jawab, dan kondisi berkendara yang semakin kompleks bagi kelompok usia tersebut.
Data yang muncul membuka potret baru tentang bagaimana tekanan di luar jalan raya turut memengaruhi perilaku di balik kemudi.
Millennials Tertua Jadi Kelompok Paling “Cargumentative”
Survei iSelect mencatat bahwa hampir 87 persen responden berusia 35–44 tahun mengakui pernah terlibat argumen di mobil. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding kelompok usia lainnya.
Sebagai pembanding:Usia 25–34 tahun dan 18–24 tahun berada di angka sekitar 85 persen.
Usia 45–54 tahun turun menjadi 77 persen.
Usia 55–64 tahun sekitar 73 persen.
Kelompok 65 tahun ke atas hanya sekitar 60 persen yang mengaku pernah berargumen di mobil.
Data ini menunjukkan pola menurun: makin tua usia pengemudi, makin kecil kecenderungan berdebat saat berkendara.
Mengapa Usia 35–44 Tahun Paling Rentan?
Direktur The Demographics Group, Simon Kuestenmacher, memberikan penjelasan yang relatif konsisten dengan data survei. Menurutnya, variabel utama bukanlah generasi, melainkan tahap kehidupan.
Usia 35–44 tahun identik dengan:
Pekerjaan tetap dengan tanggung jawab lebih besar.
Jadwal ketat antara pekerjaan, rumah tangga, hingga pengasuhan.
Membesarkan anak di bawah 10 tahun.
Mobilitas tinggi antar lokasi kegiatan keluarga.
Keseimbangan waktu yang semakin penuh tekanan.
Artinya, bukan generasinya yang grumpy, melainkan kondisi hidup mereka yang membuat berkendara menjadi momen penuh tekanan.
1. Tekanan Waktu dan Jadwal Anak
Kuestenmacher menyebut faktor “time-sensitive commitments” sebagai pemicu utama. Pada rentang usia ini, orang tua cenderung terikat pada:
Jadwal sekolah,
Kegiatan ekstrakurikuler,
Janji temu medis,
Aktivitas antar-jemput harian.
Setiap keterlambatan, jalan macet, atau salah navigasi dapat memicu stres dan akhirnya memunculkan perdebatan di dalam mobil.
2. Mengelola Anak Saat Berkendara
Pengemudi usia 35–44 tahun juga paling sering berseteru soal mengelola anak atau hewan peliharaan di dalam mobil. Survei menunjukkan lebih dari 26 persen dari kelompok ini mengalaminya – jauh lebih tinggi dibanding kelompok usia 55+ yang hanya berada pada kisaran 4–6 persen.
Gangguan tipikal selama berkendara seperti:
pertengkaran antar anak,
teriakan dan tangisan,
kursi ditendang dari belakang,
permintaan mendadak,
berebut musik atau volume radio,
membuat kondisi berkendara lebih emosional bagi kelompok usia ini.
3. Navigasi dan Perbedaan Pendapat
Dari seluruh kategori, arah dan navigasi adalah sumber perdebatan terbesar, dengan 41,5 persen older Millennials terlibat adu argumen terkait rute.
Ini lebih tinggi dibanding rata-rata kelompok usia lain, yang berada pada sekitar 34,8 persen.
Hal ini mudah dipahami mengingat:
mereka berkendara lebih sering,
lebih sering mengangkut keluarga,
lebih rentan terhadap gangguan waktu akibat salah rute atau perubahan jalur.
4. Konflik Non-Dalam Mobil
Menariknya, kelompok usia 35–44 tahun juga paling sering melaporkan perdebatan yang tidak berkaitan dengan berkendara. Artinya, mobil kerap menjadi tempat “lanjutan” atau “pemicu” diskusi yang sudah terjadi sebelumnya di rumah atau tempat kerja.
Survei juga menunjukkan kelompok ini sensitif terhadap:
road rage,
penumpang yang terlalu banyak berbicara,
komentar berkendara yang dianggap sebagai “backseat driving”.
Bagaimana Perbandingan dengan Generasi Lebih Tua?
Generasi X dan Baby Boomers, terutama usia 55 tahun ke atas, menunjukkan pola kebalikannya.
Mereka cenderung:
lebih sedikit bertengkar,lebih rileks saat berkendara,lebih toleran terhadap gangguan.
Tiga kategori di mana generasi 45+ justru lebih tinggi tingkat emosionalnya dibanding Millennials adalah:
1. Lalu lintas tak terduga atau penutupan jalan,
2. Biaya terkait berkendara, seperti parkir dan tol,
3. Frekuensi berhenti di perjalanan.
Ketiga faktor ini relevan karena kelompok usia yang lebih tua cenderung menghargai kestabilan rute dan manajemen biaya.
Namun, angka “65+ jarang bertengkar” kemungkinan terdistorsi persepsi, bukan realitas. Semakin tua seseorang, semakin banyak pengalaman berkendara mereka, sehingga secara logis peluang berdebat justru tinggi.
Kebersihan Mobil: Tidak Penting Bagi Millennials Tertua
Satu hal menarik lainnya: kebersihan mobil bukan prioritas older Millennials.
Hanya 15,9 persen yang memperdebatkan soal sampah, makanan, atau kebersihan interior. Angka ini lebih rendah dibanding:
18–24 tahun, 20 persen,
25–34 tahun, 17,9 persen.
Kesimpulan dari temuan ini cukup sederhana: mobil bagi kelompok usia 35–44 tahun adalah kendaraan operasional keluarga, bukan ruang representasi sosial. Selama mobil bergerak dan aman, standar kebersihan sering kali dikompromikan.
Carguments adalah Cermin Fase Hidup
Fenomena “Generation Grumpy” bukanlah konflik antargenerasi.
Ia adalah representasi tekanan kehidupan modern, terutama bagi orang tua muda dengan beban kerja dan jadwal keluarga yang padat.
Survei ini secara konsisten menunjukkan bahwa:
Volume tanggung jawab berbanding lurus dengan frekuensi perdebatan.
Stres tambahan seperti macet, navigasi, atau jadwal anak menjadi pemicu signifikan.
Kondisi mobil yang penuh aktivitas keluarga menjadikan lingkungan berkendara lebih rentan konflik.
Pada akhirnya, carguments bukan sekadar persoalan siapa yang benar atau salah. Ia adalah indikator nyata bagaimana tuntutan hidup modern menumpuk, terutama pada kelompok usia yang berada pada puncak produktivitas dan tanggung jawab keluarga.
Fenomena ini sekaligus mengingatkan bahwa meningkatkan kualitas pengalaman berkendara bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal memahami dinamika sosial di dalam kabin.



