
Ducati resmi memperkenalkan generasi keempat Hypermotard, yaitu Hypermotard V2 dan V2 SP, dalam gelaran EICMA 2025 di Milan.
Model ini menjadi evolusi paling signifikan sejak kelahiran Hypermotard pertama kali pada 2007, menandai perubahan besar dalam mesin, rangka, bobot, serta teknologi elektronik yang digunakan.
Ducati menegaskan bahwa Hypermotard V2 2026 adalah interpretasi baru dari konsep street-supermoto yang identik dengan karakter agresif, ringan, dan responsif.
Kedua varian ini mengusung mesin 90 derajat V-Twin berkapasitas 890 cc yang diklaim sebagai mesin twin-silinder paling ringan yang pernah diproduksi Ducati, hanya 54,5 kilogram.
Mesin tersebut menghasilkan tenaga 120 hp pada 10.750 rpm dan torsi 94 Nm pada 8.250 rpm. Ducati menyebut bahwa 70 persen dari torsi puncak sudah tersedia sejak 3.000 rpm, menjadikan karakter tenaganya sangat spontan di putaran bawah hingga menengah.
Sistem valve timing variabel di sisi intake diterapkan agar distribusi tenaga terasa lebih halus di seluruh rentang rpm, sekaligus menjaga efisiensi dan emisi sesuai standar Euro 5+.
Perubahan signifikan juga terjadi pada struktur rangka. Ducati mengganti sasis trellis khasnya dengan monocoque aluminium ringan yang memanfaatkan mesin sebagai bagian struktural utama.
Hasilnya, bobot keseluruhan turun hingga 13 kilogram dibanding generasi sebelumnya untuk versi standar, dan 14 kilogram pada varian SP.
Posisi berkendara tetap mempertahankan gaya motard dengan setang lebar dan posisi duduk tegak, sementara jok setinggi 880 mm masih bisa disesuaikan dengan opsi lowering kit.
Secara visual, desain Hypermotard 2026 tetap mempertahankan elemen ikonik seperti knalpot ganda di bawah jok dan bentuk moncong tajam di bagian depan, namun kini tampil lebih modern dengan garis desain lebih minimalis dan dinamis.
Hypermotard V2 hadir dalam warna Ducati Red dengan suspensi depan Kayaba 46 mm dan pelek aluminium.
Sementara Hypermotard V2 SP tampil lebih eksklusif dengan livery balap khas SP, suspensi Öhlins tipe NIX30 di depan dan STX46 di belakang, rem Brembo M50, pelek ringan, serta baterai lithium untuk memangkas bobot.
Varian SP juga dilengkapi fitur tambahan seperti launch control dan pit limiter yang tidak ada di versi standar.
Kedua model mengadopsi sistem elektronik canggih berbasis IMU 6-sumbu, termasuk Ducati Traction Control, Wheelie Control, Engine Brake Control, dan Cornering ABS.
Panel instrumen TFT berukuran 5 inci menyediakan tiga mode tampilan: Road, Road Pro, dan Track.
Di pasar global, Hypermotard V2 dijual mulai US$16.995, sedangkan versi SP dibanderol US$20.995. Penjualan akan dimulai di Eropa pada awal 2026, diikuti pasar Amerika dan Asia.
Untuk pasar Indonesia, model ini berpotensi menarik bagi pecinta performa ekstrem namun tetap ringan dan fleksibel di jalan raya.
Varian standar cukup kompetitif sebagai alternatif bagi penggemar motor sport besar yang mencari sensasi motard murni, sedangkan versi SP lebih ditujukan untuk pengguna yang mengejar spesifikasi maksimal dan prestise merek.
Ducati juga menyiapkan versi berkekuatan 35 kW untuk pasar dengan regulasi lisensi A2.
Hypermotard V2 generasi 2026 menunjukkan bagaimana Ducati tetap menjaga karakter liar yang menjadi ciri khasnya, namun dengan kematangan baru dalam hal teknologi dan efisiensi.
Motor ini bukan sekadar alat transportasi, tetapi simbol dari ekspresi performa dan kendali yang ekstrem.
Bagi dunia otomotif, kehadirannya di EICMA menjadi bukti bahwa Ducati masih menguasai seni memadukan desain Italia, teknik presisi, dan adrenalin dalam satu paket yang nyaris sempurna.


More News (Berita Tambahan)
Marquez Dynasty: Keluarga yang Dominasi MotoGP 2025 Ukir Tinta Emas Kejuaran Kelas Dunia!
Kupas Tuntas Koenigsegg CC850: Mahakarya yang Manjakan Pengemudinya
Honda WR-V vs Toyota Raize vs Daihatsu Rocky: Siapa Pemenang Semua Aspek?