OtomotifNews.com

Media Otomotif Indonesia

Home » BYD Gandeng AEON: Langkah Agresif Kuasai Pasar Mobil Listrik Jepang, Ancaman Baru bagi Toyota dan Honda

BYD Gandeng AEON: Langkah Agresif Kuasai Pasar Mobil Listrik Jepang, Ancaman Baru bagi Toyota dan Honda

| Redaksi OtomotifNews.com

BYD Co., Ltd., produsen kendaraan listrik terbesar asal Tiongkok, secara resmi mengumumkan kerja sama strategis dengan AEON Co., Ltd., salah satu jaringan ritel terbesar di Jepang, untuk memperluas penjualan mobil listrik mereka mulai November 2025. Langkah ini bukan sekadar ekspansi, melainkan strategi konfrontatif yang menyasar langsung jantung dominasi Toyota dan Honda di pasar domestik Jepang.

Kesepakatan tersebut memungkinkan AEON untuk memasarkan berbagai model kendaraan listrik BYD di lebih dari 500 lokasi ritel di seluruh Jepang, termasuk galeri mini di pusat perbelanjaan besar milik AEON. Ini menjadikan BYD sebagai produsen EV pertama asal Tiongkok yang melakukan penetrasi penjualan langsung lewat jaringan ritel Jepang berskala nasional — sebuah langkah yang belum pernah dilakukan oleh merek Asia lain sebelumnya.

Dalam rencana tahap awal, AEON akan memasarkan BYD Dolphin, Atto 3, dan Seal, tiga model populer global yang sudah terbukti laris di Asia Tenggara dan Eropa. BYD memanfaatkan strategi “Retail Trust Marketing” — menjual mobil listrik di tempat orang sudah merasa nyaman berbelanja kebutuhan harian. Dengan kata lain, konsumen Jepang kini bisa membeli mobil listrik seperti membeli barang gaya hidup. Konsep ini dinilai mampu menembus hambatan psikologis konsumen Jepang yang selama ini sangat loyal terhadap brand lokal.

Langkah BYD tidak muncul secara tiba-tiba. Berdasarkan data dari China Passenger Car Association (CPCA), BYD telah menguasai lebih dari 35% pangsa pasar mobil listrik global pada paruh pertama 2025, dengan total penjualan menembus 3,8 juta unit. Sementara itu, Jepang baru mencatat sekitar 1,5% dari total kendaraan baru yang merupakan mobil listrik penuh. Celah besar inilah yang ingin dimasuki BYD.

Dari sisi harga, BYD menawarkan banderol yang jauh lebih rendah dibandingkan pesaingnya. Model BYD Dolphin dibanderol mulai 3,2 juta yen, atau setara Rp340 juta, lebih murah hingga 25% dibandingkan Toyota bZ4X. Namun bukan hanya soal harga, BYD juga membawa keunggulan teknologi baterai Blade Battery — sistem baterai lithium iron phosphate yang diklaim lebih aman, lebih efisien, dan memiliki umur pakai lebih panjang dibanding teknologi baterai konvensional.

Di pihak lain, langkah BYD ini menimbulkan reaksi beragam dari kalangan industri otomotif Jepang. Beberapa analis menyebut ekspansi ini sebagai “ancaman senyap” bagi Toyota dan Honda, karena strategi retail yang digunakan BYD membuat mereka bisa menggaet konsumen baru tanpa benturan langsung di showroom tradisional. Namun sebagian pengamat menilai bahwa loyalitas konsumen Jepang terhadap produk lokal masih menjadi benteng kuat, dan butuh waktu panjang bagi brand asing untuk benar-benar diterima.

AEON sendiri menyambut kerja sama ini dengan optimisme tinggi. Melalui pernyataan resminya, manajemen AEON menyebutkan bahwa penjualan kendaraan listrik BYD akan menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi bersih di Jepang. AEON juga akan menyediakan fasilitas pengisian daya cepat di area parkir utama mereka, menjadikan jaringan AEON sebagai salah satu ekosistem EV paling lengkap di Jepang.

Bagi pasar Asia, langkah ini menandai fase baru ekspansi BYD yang semakin agresif. Setelah menembus Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Latin, Jepang kini menjadi panggung pembuktian apakah brand Tiongkok mampu menaklukkan negeri dengan reputasi teknologi otomotif tertinggi di dunia. Bila strategi ini berhasil, bukan tidak mungkin penetrasi serupa akan merambah ke pasar-pasar matang lain, termasuk Korea Selatan dan Australia.

Bagi Indonesia, kehadiran BYD di Jepang membawa dua implikasi besar. Pertama, semakin kuatnya citra BYD sebagai produsen global akan memperkuat kepercayaan pasar terhadap merek tersebut di tanah air. Kedua, persaingan di sektor mobil listrik akan semakin panas, memaksa brand Jepang yang beroperasi di Indonesia untuk mempercepat strategi elektrifikasinya. Saat ini, BYD Indonesia sudah menyiapkan lini distribusi dan fasilitas perakitan lokal, bersiap masuk ke segmen fleet dan retail secara bersamaan.

Ekspansi BYD melalui AEON adalah sinyal bahwa masa depan otomotif bukan lagi ditentukan oleh kekuatan merek lama, melainkan oleh siapa yang mampu menghadirkan efisiensi, teknologi, dan aksesibilitas bagi konsumen. Jepang menjadi medan uji berikutnya, dan dari sana dunia akan melihat: apakah Tiongkok benar-benar telah mengambil alih arah revolusi otomotif global.

Share this:
Baca Juga !!!  WRC Izinkan Modifikasi Tangki Bahan Bakar Mobil Rally1 Usai Masalah di Acropolis Rally