| Oleh, Dendi Rustandi – OtomotifNews.com
Setelah resmi diterima masuk ke Formula 1 untuk musim 2026, Cadillac memacu pembangunan tim balap dari nol. Dengan waktu kurang dari 11 bulan menuju debut di Australia, proyek ambisius ini tak sekadar soal membangun mobil — tapi membangun struktur ala NASA.
Cadillac Memulai Dari Nol: Tantangan Waktu dan Infrastruktur
Cadillac akhirnya mendapat lampu hijau untuk tampil di grid Formula 1 2026 setelah sempat ditolak. Namun, keputusan tersebut menyisakan satu realitas: waktu yang sangat sempit. Kurang dari 12 bulan untuk merancang, membangun, dan menguji mobil F1 pertama mereka — sebuah tantangan luar biasa yang membutuhkan kecepatan, efisiensi, dan presisi tinggi.
Tim Cadillac F1 akan berbasis di dua titik utama: Silverstone, Inggris sebagai markas teknis, dan Fishers, Indianapolis sebagai kantor pusat operasional jangka panjang di Amerika Serikat. Fasilitas Silverstone saat ini menjadi pusat desain dan pengembangan awal, namun Fishers akan menjadi tulang punggung operasi produksi dan rekrutmen staf teknik dari AS.

Manajemen Gaya NASA: Struktur Rata untuk Efisiensi Lintas Negara
Graeme Lowdon, mantan pimpinan Marussia F1 yang kini menjadi tokoh kunci dalam proyek ini, mengungkap bahwa Cadillac menggunakan sistem manajemen datar, bukan struktur komando tradisional. Metode ini terinspirasi langsung dari misi Apollo milik NASA.
“Tim ini bukan hanya lintas departemen, tapi juga lintas benua,” ungkap Lowdon. “Kami tidak bisa bergantung pada hierarki lambat. Seorang insinyur di Inggris harus bisa langsung berkomunikasi dengan koleganya di Michigan atau Charlotte.”
Cadillac bahkan sudah mengeluarkan lebih dari 6.000 gambar teknik dan memproduksi 10.000 komponen, dengan 425 laptop telah didistribusikan untuk menunjang operasional — hanya dari departemen TI. Mereka juga menyimpan 5 petabyte data CFD, mengindikasikan intensitas teknologi yang sedang dibangun dari nol.
Rekrutmen Besar-besaran dan Basis Ganda Inggris-AS
Cadillac menargetkan tim sebanyak 600 orang untuk menjalani musim 2026. Saat ini, sekitar 67 persen dari jumlah itu sudah direkrut — angka yang membuat mereka tidak lagi menjadi tim terkecil di grid.
Silverstone tetap menjadi basis penting dengan tiga bangunan utama: Pusat Teknis, Produksi, dan Logistik Inggris. Namun Fishers akan berkembang sebagai jantung produksi di masa depan, dengan fokus pada perekrutan insinyur dan teknisi dari Amerika.
Lowdon menyebut bahwa AS memiliki kapabilitas tinggi dalam rekayasa presisi. “Negara ini pernah mengirim manusia ke bulan. Tidak ada keraguan tentang potensi teknik dari AS,” tegasnya.
Cadillac dan GM: Ambisi Skala Besar dan Dukungan TWG
Masuknya Cadillac bukan hanya membawa warna baru ke Formula 1, tapi juga menghadirkan kombinasi unik antara kekuatan otomotif Amerika dan investasi strategis dari The Western Group (TWG). Ini bukan sekadar proyek PR atau penetrasi pasar Eropa, melainkan upaya serius untuk membangun tim balap elit yang kompetitif sejak awal.
“GM memberi skala, TWG memahami olahraga, dan kami punya staf berpengalaman,” kata Lowdon.
Pertanyaan Besar: Siapa Pembalapnya?
Rumor terus bergulir. Nama Valtteri Bottas dan Sergio Perez menjadi kandidat kuat, namun belum ada konfirmasi resmi. Lowdon sendiri mengakui pentingnya pengalaman untuk tim baru.
“Tim tahun pertama butuh pembalap berpengalaman. Tapi keputusan belum dibuat. Fokus kami saat ini adalah membangun fondasi teknis yang kuat,” jelasnya.
Cadillac Siap Tembus Orbit Formula 1
Dengan pendekatan teknik presisi tinggi, struktur manajemen gaya NASA, dan ambisi membangun jembatan antara kekuatan otomotif Inggris dan AS, Cadillac tampaknya bukan hanya ingin ikut serta — mereka ingin mengguncang.
Tahun 2026 akan menjadi saksi apakah Cadillac hanya sekadar tim baru atau calon penantang serius di puncak motorsport dunia.


More News (Berita Tambahan)
Peugeot Hadir dengan Daya Tarik Baru: Ubah Cara Anda Menilai Sebuah Mobil
Marquez Dynasty: Keluarga yang Dominasi MotoGP 2025 Ukir Tinta Emas Kejuaran Kelas Dunia!
Kupas Tuntas Koenigsegg CC850: Mahakarya yang Manjakan Pengemudinya